Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah

1. Astronomi
Ilmu astronomi, dalam Islam disebut ilmu falak. Ilmu astronomi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda langit, seperti matahari, bulan bintang dan planet-planet lain. Ilmu ini ditemukan dalam waktu lama, sekitar 3000 tahun SM di Babylonia. Dalam perkembangan ilmu astronomi, muncullah sistem penanggalan.
Pentingnya ilmu astronomi, karena sangat mendukung penentuan waktu ibadah, terutama waktu salat, penentuan arah kiblat dan penanggalan Qamariyah.  Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur ketika menentukan letak ibukota yang ingin dibangunnya, menggunakan bantuan ilmu astronom. Beliau banyak dibantu oleh ahli astronomi dari India. 
Ilmuwan muslim mendirikan observatorium yang dilengkapi peralatan yang maju. Di antara ilmuwan muslim dalam bidang ini adalah Ibrahim Al-Fazari (penemu astrolob/ alat pengukur tinggi dan jarak-jarak bintang), Nasiruddin Al-Thusi (pendiri Observatorium di Maragha, Asia kecil), dan Ali bin Isa Al-Usturlabi, tokoh pertama penulis risalah astrolobe. Selain itu juga muncul tokoh ilmu falak yaitu Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, yang juga ahli dalam bidang matematika.

2. Kedokteran
Pada masa Dinasti Abbassiyah, ilmu kedokteran mendapatkan perhatian paling besar. Semua khalifah memiliki dokter pribadi. Dokter-dokter yang pada awalnya adalah ahli zimmah ini, banyak berjasa dalam menerjemahkan karya-karya kedokteran dari bahasa non-Arab. Pada masa khalifah Harun Al-Rasyid, tercatat sebanyak 800 orang dokter, yang mencerminkan kemajuan pengetahuan dalam bidang kedokteran.
Pada tahun 865 M, Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur meminta para dokter dari Jundisapur untuk mengobati sakitnya, yaitu dizpepsia (radang selaput lendir lambung). Dokter Jirjis Bukhtyshuri berhasil mengobati penyakit tersebut, sehingga khalifah memindahkan pusat kedokteran dari Jundisapur ke Bagdad.
Pada masa dinasti Abbasiyah didirikan rumah sakit yang juga dijadikan sebagai pusat kegiatan pengajaran ilmu kedokteran, sedangkan teorinya diajarkan di masjid dan madrasah. Ali bin Rabban at-Tabbari adalah orang pertama yang mengarang buku kedokteran yiatu Firdaus al-Hikmah (850 M).
Ilmuwan muslim yang terkenal dalam bidang kedokteran adalah Ibnu Sina (Abu Ali Husain bin Abdillah (370 – 439 H/980 – 1037 M). Dalam bidang ini, ia berhasil menemukan sistem peredaran darah pada manusia. Dia menjadi terkenal, karena bukunya diterjemahkan di Eropa pada pertengahan kedua bad 15 M dan dijadikan pegangan dalam bidang kedokteran hingga sekarang. Dia adalah pengarang buku kedokteran Qanun fi al-Thibb.

3. Matematika
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (194 – 266 H) adalah tokoh ilmuwan matematika yang menyusun buku aljabar, yaitu Al-Jabr wal-Muqabalah. Beliau juga menemukan angka nol. Angka 1 s.d 9 berasal dari India yang dikembangkan oleh dunia Arab, sehingga angka ini disebut dengan Angka Arab, kemudian setelah dipopulerkan oleh bangsa latin disebut angka latin.
Umar Khayyam (1048 – 1131 M) mengarah buku tentang aljabar, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh F. Woepeke (1857), yaitu Reatise on Algabera.

4. Filsafat
Ilmu filsafat banyak diterjemahkan dari Yunani ke dalam bahasa Arab. Buku-buku yang diterjemahkan antara lain Categories, Pyssices dan Makna Maralia karya Aristoteles. Republik, Laws, da Timaeus karya Plato. Pada masa khalifah Harun Al-Rasyid dan Al-Makmun, kaum muslimin sibuk mempelajari ilmu filsafat, menerjemahkan dan mengadakan perubahan serta perbaikan sesuai ajaran Islam, sehingga muncul ilmu filsafat Islam. Ilmu filsafat Islam adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat yang ada, sebab asal dan hukumnya atau ketentuan-ketentuannya berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.
Setelah penerjemahan buku-buku filsafat, dalam kurun waktu 50 tahun muncullah tokoh-tokoh filsafat Islam. Tokoh-tokoh filsafat yang dikenal pada masa ini, yaitu Al-Kindi, Al-Farabi dan Ibnu Rusyd.
Al-Kindi yang memiliki nama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak AL-Kindi, dikenal dengan sebutan Failasuf Al-Arabi (Filosof Arab), karena di adalah seorang tokoh keturunan Arab murni. Al-Kindi melakukan Islamisasi pemikiran Yunani.
Al-Farabi yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Turkhan Abi Nasir Al-Farabi. Dia bekerja di Istana Saif Ad-Daulah Al-Hamdani. Dia dikenal dengan julukan Guru kedua (Muallim At-Tsani). Sedangkan guru pertama adalah Aristoteles.
Ibnu Rusyd dikenal dengan Averroes. Dia adalah pemikir filsafat Islam yang lahir di Cordova, Spanyol dan banyak berpengaruh di Eropa, sehingga di sana terdapat aliran yang disebut Avorroisme.

5. Arsitektur
Pada masa Daulah Bani Abbasiyah, banyak dibantun kota-kota baru di berbagai daerah.
Bagdad dibangun oleh Abu Ja'far Al-Mansur (754 – 775M)
Samara dibangun oleh Khalifah Al-Mu'tashim, yang kemudian dijadikan sebagai ibukota negara, setelah Bagdad
Qata'iu dibantun oleh Ahmad ibnu Thoulun (Gubernur Mesir) dan dijadikan sebagai ibuktoa wilayah Mesir.
Qahirah (Kairo) dibantun oleh panglima perang Dinasti Fatimiah yang bernama Jauhar AL-Katib as-Saqali, setelah menguasai mesir tahun 969

6. Tafsir
Tokoh yang disebut sebagai pemuka ahli tafsir adalah At-Tabari yang memiliki nama lengkap Abu Ja'far Muhammad at-Tabari. Beliau menyusun kitab tafsir berjudul Jami' Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an (Himpunan Penjelasan dalam Al_Qur'an). Corak penafsiran At-Tabari adalah tafsir bil ma'tsur (penafsiran dengan menyandarkan pada ayat Al-Qur'an, hadis dan ijtihad sahabat).
Setelah itu, banyak bermunculan tokoh mufassir (ahli tafsir). Metode yang digunakan pun berkembang menjadi metode tafsir bir-ra'yi (penafsiran dengan menyandarkan pada akal). Contoh: Mafatihul Gaib (karya Fakhruddin Ar-Razi).

7. Hadis
Hadis yang merupakan tradisi lisan sejak masa Rasulullah, sahabat hingga tabiin telah mengalami banyak permasalahan. Di antaranya adalah pemisahan antara hadis dengan qaul sahabat, klasifikasi hadis, dan pemalsuan hadis. Untuk mengatasi hal tersebut, para ulama melakukan penelusuran dan pengklasifikasian hadis-hadis Rasul tersebut. Para tokoh ahli hadis telah menghimpun hadis-hadis rasul ke dalam berbagai kitab, berupa Sahih, Sunan dan Musnad.
Usaha ini diawali oleh Ishak bin Rawaih, kemudian dilanjutkan oleh Al-Bukhari dan Muslim yang menulis kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Berikutnya Abu Dawud, Tirmizi, Nasa'i dan Ibnu Majah yang menyusun kitab Sunan. Dari dua kitab Sahih dan empat Sunan, disebut dengan Kutubus-sittah (Enam Kitab Induk Hadis). Adapun kitab musnad disusun oleh Ahmad bin Hanbal, Musa Al-Abasi, Musaddad al-Basri Asad bin Musa dan Nu'aim bin Hamad al-khaza'i.

8. Fikih
Perkembangan ilmu fikih melahirkan aliran dalam mazhab. Empat mazhab yang terkenal adalah Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali.

1. Imam Hanafi (699 M – 776 M / 80 H – 150 H) 
Lahir di Kufah dan meninggal di Bagdad. Ia mendalami ilmu hadis, tafsir dan fikih. Dalam menetapkan suatu hukum, ia menggunakan beberapa dasar, yaitu Al_Qur'an, hdis, fatwa sahabat,, qias, istihsan, ijma' dan urf. Karyanya yang terkenal yaitu Al-Faraid (membahas tentang warisan), Asy-Syurut (membahas tentang perjanjian), dan AL-Fiqhul Akbr yang membahas tentang ilmu kalam.

2. Imam Malik (93 H – 170 H) memiliki nama lengkap Malik bin Anas Al-Asbahi. Ia seorang perawi hadis yang dipandang paling tsiqqah (terpercaya) di Madinah. Keahliannya dalam bidang hadis menjadi dasar pemahaman fikihnya. Ia mengembangkan pola pemikiran fikih ra'yu (penalaran), yang banyak digunakan di Madinah yaitu memadukan antara nas-nas dan berbagai maslahan. Hal itu sejalan dengan asar (sikap) para sahabat. Metode ini banyak digunakan oleh Umar bin Khattab dalam prinsip maslahat. Imam Malik menggunakan beebrapa dasar yaitu Al-Qur'an , Hadis, praktik keagamaan masyarakat Madinah, fatwa sahabat, kias maslahah mursalah, istihsan dan az-zarra'i. Karya terbesar Imam Malik adalah Al-Muwatta'.

3. Imam Syafi'i (767 M – 820 M), 
Lahir di Gaza dan meninggal di Kairo. Hidup pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid, Al-Amin, an Al-ma'mun. Dalam menetapkan hukum Imam syafi'i menggunakan dasar AL-Qur'an, Hadis, ijma' kias, dan istidlal (penalaran). Karyanya adalah Ar-Risalah (tentang Usul Fikih), Al-Umm (tentang fikih menyeluruh), Al-Musnad (berisi beberapa hadis), dan Ikhtilaful Hadis (perselisihan dalam hadis)

4. Imam Hanbali (780 M - 855 M)
Imam bin Hambal lahir di Bagdad. Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Hanbal bin Hilal Asy-Syainani. Pada usia 16 tahun beliau telah mampu menguasai ilmu Al-Qur'an dan Hadis. Ia juga menjadi guru di sekolah-sekolah Islam. Hasil karyanya yang terkenal adalah Nasih wa Mansuh, Al-musnad. Pendapat-pendapatnya dikenal dengan istilah mazhab Hanbali. 


Dari berbagai sumber
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah"

Terima Kasih Sudah Berkomentar
 
Template By. Kunci Dunia
Back To Top