Bangga dengan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 secara resmi diterapkan di seluruh sekolah mulai tahun ajaran 2014/2015. Sebelumnya, telah diujicobakan pada sekolah-sekolah sasaran untuk kurikulum baru ini. Guru-guru pun dilatih intensif jelang penerapan kurikulum ini di tingkat sekolah. Merekalah ujung tombak kesuksesan kurikulum 2013 tersebut.

Paradigma Belajar abad 21

 sumber: http://www.kemdikbud.go.id
Kurikulum 2013 dirancang untuk menjawab tantangan pembelajaran abad 21. Paradigma baru pada abad 21 ini, memiliki 4 ciri khusus. Pertama, ketersediaan informasi yang dapat ditemukan di mana saja, dan kapan saja. Oleh karena itu siswa dituntut untuk mencari tahu tentang informasi tersebut, bukannya diberi tahu.
Ciri kedua dan ketiga adalah komputasi dan otomasi yang mengarah pada kebutuhan akan mesin lebih utama. Pembelajaran pun perlu dirancang dalam bentuk merumuskan masalah (menanya) bukannya menjawab pertanyaan. Siswa diharapkan mampu berpikir analitis sehingga mampu membuat keputusan, bukan hanya berpikir mekanis (rutinitas) berdasarkan kebiasaan.
Ciri terakhir adalah komunikasi dari segala arah, sehingga diperlukan proses pembelajaran yang bersifat kolaboratif dan kerjasama.
Dari pergeseran  paradigma pembelajaran abad 21 tersebut, dirancanglah kurikulum 2013 yang melakukan perubahan terhadap 4 elemen standar nasional pendidikan, yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian.

Sekolah tempat saya bertugas, bukanlah sekolah sasaran dari kurikulum 2013 ini. Secara otomatis, seluruh guru di tempat saya mengajar belum memahami hakikat perubahan pada kurikulum 2013. Namun, saya telah mendapatkan pelatihan kurikulum 2013 ini.
Adalah Kementrian Agama yang membawahi pembinaan guru PAI telah menggelar pelatihan kurikulum 2013 bagi guru PAI pada Desember 2013. Sementara untuk sekolah bukan sasaran, baru digelar pelatihan kurikulum baru menjelang tahun ajaran 2014/2015 dimulai.
Setidaknya ada 3 hal yang membanggakan saya terkait pelaksanaan kurikulum 2013 ini. Di antaranya adalah penataan kembali struktur kurikulum, penilaian otentik (authentic assesment), integrasi TIK dalam pembelajaran dan diwajibkannya ekstrakurikuler pramuka.

Penambahan Jam Pelajaran pada Mapel PAI

Salah satu poin penting dalam penataan struktur kurikulum 2013 adalah penambahan jam pelajaran. Misalnya untuk mapel PAI ditingkatkan menjadi 3 jam pelajaran untuk tingkat SMP. Penambahan jam pelajaran untuk mapel PAI SMP ini merupakan hasil diskusi panjang dari stakeholder PAI yang menginginkan porsi yang lebih banyak untuk peningkatan kualitas PAI di sekolah umum. Disadari atau tidak, bahwa persoalan moral bangsa, salah satunya bersumber dari kurangnya penghayatan terhadap agama.
Jika kita melihat pada model pendidikan Indonesia di masa lalu, kita akan temkan model pendidikan di pesantren. Model pendidikan ini, menempatkan agama sebagai salah satu konsep utama yang harus diajarkan kepada peserta didik. Ini berbeda dengan konsep pendidikan Indonesia saat ini, yang sedikit sekali memberikan porsi pendidikan agama di tingkat sekolah. Oleh karena itu, penambahan jam pelajaran PAI menjadi 3 jam di tingkat SMP, menjadi sangat penting untuk memperbaiki sikap dan perilaku siswa. Walau sesungguhnya, penambahan jam PAI ini maih jauh dari harapan. Jika kita melihat pada sekolah-sekolah swasta berbasis Islam, saat ini memberikan porsi pendidikan agama yang sangat banyak bagi siswa.
Selain harapan baru bagi penanaman akhlak siswa, penambahan jam juga memudahkan guru dalam memenuhi jam tatap muka.

Semua Mapel harus Menilai secara Otentik

Penilaian terhadap 3 aspek kompetensi, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor menjadi salah satu perubahan penting dalam kurikulum 2013. Pada kurikulum ini, seluruh penilaian mata pelajaran harus mencakup penilaian untuk tiga aspek tersebut. Selama ini, penilaian lebih banyak mengacu
pada sisi kognitif saja.
Salah satu yang membanggakan saya adalah dilibatkannya seluruh guru dalam melakukan penilaian afektif. Selama ini, penilaian afektif lebih dibebankan kepada guru PAI dan mapel serumpun. Akibatnya, tidak ada tanggungjawab dari guru-guru lainnya dalam melakukan penilaian sikap siswa.
Namun, pada kurikulum 2013 ini, seluruh guru diharapkan melakukan penilaian yang sama. Ini telah menjadi diskusi yang sering saya lakukan sejak kuliah. Pada waktu itu, saya sering berdiskusi tentang integrasi nilai-nilai agama dalam semua mata pelajaran. Sepertinya, di kurikulum 2013 inilah, integrasi tersebut terwujud. Semua mapel harus terikat dalam kompetensi inti yang sama. Salah satu kompetensi inti tersebut adalah pentingnya sikap spiritual siswa yang juga dinilai oleh seluruh guru mapel yang ada.

Integrasi TIK dalam Pembelajaran

Salah satu isu yang berkembang dalam Kurikulum 2013 adalah penghapusan mapel TIK dari struktur kurikulum. Sebagai gantinya, teknologi informasi diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Artinya, setiap pembelajaran akan lebih bermakna jika dilaksanakan dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Jika benar demikian, diperlukan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis TIK. Tantangan bagi guru-guru, haruslah mampu mengembangkan kemampuan mengoperasikan teknologi informasi. Bagi saya pribadi, ini adalah angin segar, karena tantangan kreatifitas dalam berteknologi selalu terbuka.
Namun, yang sulit adalah mengubah paradigma guru-guru terkait dengan teknologi pembelajaran ini. Mampukah guru-guru bersiap diri untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran? Maukah guru-guru bermigrasi menyesuaikan diri dengan digital native?
Mau tidak mau, menjadi digital imigrant merupakan suatu keniscayaan. Oleh karena di abad 21 ini, siswa yang kita hadapi adalah generasi digital native. Mereka adalah penutur asli pada bahasa teknologi informasi, komputer dan internet. Mereka dilahirkan di era teknologi yang sudah berkembang.
Berbeda dengan para guru, yang kebanyakan lahir sebelum teknologi berkembang. Agar mampu mengimbangi siswa, guru pun perlu untuk mempelajari teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Karena itu, perlulah para guru menjadi digital imigrant. Bermigrasi menuju pengguna digital sangatlah penting untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Diwajibkannya Ekskul Pramuka

Salah satu kebijakan perubahan dalam kurikulum 2013 adalah diwajibkannya ekstra kurikuler pramuka. Kegiatan Kepramukaan dinilai mampu mewujudkan karakter siswa. Di dalamnya, mencakup semua kompetensi, mulai dari kognitif, afektif hingga psikomotor. Diwajibkannya pramuka berdasar keyakinan bahwa di dalam kepramukaan merupakan bentuk pendidikan karakter bangsa yang sesungguhnya.
Di dalam kepramukaan memang menganut sistem pendidikan yang mengembangkan ketiga skill, baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Kepramukaan merupakan pengembangan dari pendidikan kepanduan yang menjadi penanaman karakter bangsa kepada peserta didik.
Kepramukaan merupakan bentuk pendidikan nonformal yang dilakukan di luar jam sekolah. Walaupun merupakan pendidikan nonformal, kepramukaan merupakan satu-satunya pendidikan nonformal yang memiliki kurikulum berupa SKU dan SKK.
Pendidikan di dalam kepramukaan dikembangkan agar siswa memiliki kecakapan khusus maupun kecakapan umum yang sudah digariskan dalam bentuk SKU dan SKK.
Diwajibkannya ekstrakurikuler pramuka pada kurikulum 2013 ini merupakan angin segar bagi pengembangan pendidikan kepramukaan. Namun, kendala di lapangan adalah pramuka di tingkat gudep banyak yang belum dikelola dengan baik. Pramuka di tingkat gudep memerlukan goodwill dari stakeholder sekolah. Saat ini, banyak sekolah yang cenderung abai terhadap pengembangan pendidikan kepramukaan. Kebijakan kepala sekolah pun seringkali tidak menempatkan pendidikan kepramukaan di tempat yang selayaknya. Banyak pula guru-guru yang tidak mau dilibatkan dalam membina pramuka.

Saat ini, pemerintah merencakan kebijakan baru terkait dengan pembinaan ekstrakuriler pramuka di sekolah. Kabar yang beredar adalah, guru pembina pramuka akan diakui sebagai 6 jam tatap muka. Tentunya ini menjadi angin segar bagi guru yang selama ini turut melakukan pembinaan pramuka di sekolah. Semoga ini dapat mendorong pengembangan kepramukaan di tingkat gugus depan.



Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Bangga dengan Kurikulum 2013"

Terima Kasih Sudah Berkomentar
 
Template By. Kunci Dunia
Back To Top