Re-inventing the Spirit of ASEAN Community

ASEAN Community mengintegrasikan kawasan Asia Tenggara di tahun 2015. ASEAN Community sebagai satu kesatuan masyarakat yang memiliki tiga pilar, yakni pilar politik, ekonomi dan sosial budaya. Pilar politik merupakan hanya melibatkan G2G (Goverment to Government). Pilar Ekonomi melibatkan B2B (Bussiness to Bussiness). Adapun pilar sosial budaya melibatkan People to People (P2P). People to People yang merupakan suatu komunitas perlu dilibatkan dalam mengembangkan wilayah ASEAN.
Melihat sejarah Asia Tenggara masa lalu, ASEAN memiliki keterkaitan erat dalam hal sosial dan budaya. Perkembangan Islam di Indonesia pada masa lalu dipengaruhi oleh peran muslim dari Pattani, Thailand. Seperti kita ketahui dalam sejarah Indonesia, pada masa Raja Brawijaya V, raja Majapahit terakhir memiliki hubungan dekat dengan putri Champa. Majapahit juga menjalin kerjasama ulama dari Champa, Thailand untuk mengembangkan Islam di Ampel Surabaya. Ini menjadi bukti bahwa komunitas Asia Tenggara telah terjalin sejak abad ke-15.

Lebih jauh dari itu, wilayah Jawa juga mendapat pengaruh dari China. Perkembangan Islam di Jawa juga dipengaruhi oleh Islam di wilayah China. Lebih dari 600 tahun yang lalu, Laksamana Chengho mengadakan perjalanan ke wilayah Jawa dan membangun Klenteng Sam Poo Kong di Semarang. Jejak-jejak Islam dari laksamana Cheng Ho dapat kita temukan di wilayah Semarang.
Dalam Seminar Re-Inventing the Spirit of Cultural Heritage of Southeast Asia 2013, Pakar Sejarah Islam, Dian Nafi’ menyampaikan bahwa salah seorang tokoh Islam dari Sumatra, Tengku Tambusai lebih memilih tinggal di Malaysia. Beliau mengembangkan budaya Melayu di Malaysia. Banyak pesantren di Indonesia menjadi rujukan untuk pendidikan Islam bagi masyarakat ASEAN. 
Share this article :
+
Previous
Next Post »
1 Komentar untuk "Re-inventing the Spirit of ASEAN Community"

seru nih acaranya, kapan ya diadakan lagi di Indonesia... :D

Terima Kasih Sudah Berkomentar
 
Template By. Kunci Dunia
Back To Top